Senin, 16 Januari 2017

Ditakut-takuti Ternyata Malah Bisa Menyehatkan

Sumber: http://annacat24.blogspot.co.id/2016/11/ditakut-takuti-ternyata-bisa-menyehatkan.html

     Meski mengaku penakut, tapi banyak orang yang senang menonton film horor, membaca novel menegangkan, atau bahkan masuk ke wahana rumah hantu. Situasi yang menakutkan terkadang justru dinikmati banyak orang.

     Para pakar mengatakan, ditakut-takuti atau ketakutan bisa membuat badan sehat, asalkan rasa takut itu bisa kita kontrol.

     "Orang suka ketakutan, tapi ada bedanya antara rasa takut dan ditakut-takuti. Anda bisa ketakutan nonton film atau permainan yang memang dimaksudkan untuk menakut-nakuti. Ini adalah jenis takut yang baik," kata Jeffrey Goldstein, profesor psikologi.

     Ia menambahkan, ada perbedaan antara ketakutan yang pura-pura dan asli. Misalnya saja, fenomena takut badut yang mewabah di Amerika Serikat dan Eropa. Ini adalah jenis rasa takut yang tidak dinikmati orang, karena kita tidak tahu motivasi dari badut mengerikan itu menakut-nakuti.

     "Ada batasan antara apa yang tidak menyenangkan dan yang mengancam, bahkan mungkin bisa bersifat kekerasan," kata Goldstein.

     Dengan kata lain, orang akan menyukai badut mengerikan di layar bioskop, tapi tidak badut horor yang ditemui di jalanan sepi.

Ada di otak
     Para ilmuwan mengatakan bahwa otak manusia memang senang mencari gambar menyeramkan. Penelitian membuktikan, saat kita ditunjukkan foto ular dan bunga, otak akan lebih dulu memperhatikan foto ular. Ini adalah insting, perasaan siaga yang membuat nenek moyang bertahan hidup. 

     "Ini juga mengapa kita menutup mata dengan jari-jari saat melihat hal menyeramkan. Sistem saraf kita memberi tendangan kuat pada fisik," kata Margee Keer, sosiolog dan penulis buku "Scream: Chilling Adventures in the Science of Fear.

     Meski gambar itu fiksi, kita masih merasakan dorongan adrenalin, dan otak kita dibanjiri dopamin, hormon yang membuat perasaan senang, sama halnya ketika kita mengonsumsi narkoba atau jatuh cinta.

     "Sebagian orang sangat menyukai rasa 'high' alami itu. Namun, dengan cepat kita pun menjadi tidak peka pada gambar-gambar menakutkan itu, sehingga perlu mencari sensasi takut berbeda," katanya. 

     Menonton film horor juga dapat memberikan perasaan seperti naik roller coaster, walau ngeri tapi kita tahu permainan ini aman. Sensasi rasa tegang, tapi yakin tidak akan celaka ini yang membuat orang ketagihan. 

     Saat menikmati hiburan yang menakutkan biasanya kita memang jarang melakukannya sendiri, tapi bersama-sama dengan teman.

     "Nonton film horor dengan teman membuat kita tetap merasa ada di realitas, kita juga dapat membandingkan reaksi orang lain, serta menunjukkan pada orang bahwa kita cukup kuat mengatasi rasa takut," kata Goldstein.

     Goldstein yang selama bertahun-tahun mengamati reaksi orang terhadap film horor mengatakan, penonton di bioskop akan menjerit, menangis, bahkan sampai muntah. Namun, tetap saja penonton terlihat gembira setelah filmnya selesai. Mereka juga membuktikan bisa bertahan.

     Menurut Kerr, sebagian orang juga mengalami sensasi rasa tenang dan mood lebih baik setelah menonton film horor. Rasa tenang yang sama seperti mereka yang melakukan latihan yoga.

     Tentu saja tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama. Tak sedikit juga orang yang membenci film horor dan tak akan pernah mau menginjakkan kaki di wahana rumah hantu. Kerr mengatakan hal itu juga normal.

      Terkadang, seseorang mengalami stimulasi berlebihan oleh horor fiksi. Sebagian lain justru trauma saat kecil. Ini sebabnya mengapa orang dewasa jangan pernah memaksa anak masuk ke rumah hantu atau menonton film horor jika mereka tidak mau, terutama anak yang belum bisa membedakan fiksi dan kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar