Sumber: http://annacat24.blogspot.co.id/2016/11/bahaya-kelebihan-minum-air-pada-organ.
Kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi adalah musuh bagi performa atlet yang sudah lama diketahui. Walau begitu, minum terlalu banyak air sebenarnya juga bisa berakibat fatal.
Kelebihan konsumsi air minum disebut juga dengan intoksikasi air. Kondisi ini terjadi saat seseorang minum terlalu banyak air sehingga kadar garam dalam darah menjadi encer.
"Saat konsentrasi sodium atau garam dalam darah rendah, air bisa bocor dari darah ke jaringan lain. Kondisi ini dikenal dengan hiponatremia," kata Dr.Aaron Baggish, wakil direktur medis ajang Boston Marathon.
Otak merupakan organ yang paling terpengaruh oleh hiponatremia. Ketika air bocor dari darah dan masuk ke sel-sel otak, maka otak akan membengkak.
Biasanya, gejalanya ringan, misalnya linglung, sakit kepala, dan mual. Tapi, jika tidak ditangani maka bisa menyebabkan kejang.
Pada kasus yang terburuk, pembengkakan otak menjadi tidak terkontrol sehingga menyebabkan kondisi fatal yang disebut herniasi batang otak.
"Otak adalah jaringan lembut yang mengisi tempurung kepala. Saat otak membengkak, maka hanya ada satu jalan keluar, yaitu di bagian bawah tengkorak yang terdapat lubang untuk menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang," kata Dr.William Roberts, mantan presiden American College of Sport Medicine.
Kejadian fatal akibat kelebihan air minum memang jarang terjadi. Biasanya ditemui pada para atlet lari jarak jauh.
"Pelari yang lambat punya banyak waktu untuk minum air. Jika Anda berlari selama 6 jam dan berhenti untuk minum banyak air di tempat perhentian minum, Anda bisa beresiko mengalaminya," kata Roberts.
Walau begitu, menurut Roberts pelari marathon yang meninggal kebanyakan karena serangan jantung atau serangan panas (heat stroke).
Untuk mencegah hiponatremia, disarankan untuk mengonsumsi garam atau minum minuman olahraga yang mengandung elektrolit.
Di luar ajang olahraga, kita disarankan untuk mengonsumsi cairan sekitar 2 liter sehari. Harus diingat pula bahwa "cairan" tidak harus berupa air minum, tapi juga buah-buahan atau sup sayuran.
Kelebihan konsumsi air minum disebut juga dengan intoksikasi air. Kondisi ini terjadi saat seseorang minum terlalu banyak air sehingga kadar garam dalam darah menjadi encer.
"Saat konsentrasi sodium atau garam dalam darah rendah, air bisa bocor dari darah ke jaringan lain. Kondisi ini dikenal dengan hiponatremia," kata Dr.Aaron Baggish, wakil direktur medis ajang Boston Marathon.
Otak merupakan organ yang paling terpengaruh oleh hiponatremia. Ketika air bocor dari darah dan masuk ke sel-sel otak, maka otak akan membengkak.
Biasanya, gejalanya ringan, misalnya linglung, sakit kepala, dan mual. Tapi, jika tidak ditangani maka bisa menyebabkan kejang.
Pada kasus yang terburuk, pembengkakan otak menjadi tidak terkontrol sehingga menyebabkan kondisi fatal yang disebut herniasi batang otak.
"Otak adalah jaringan lembut yang mengisi tempurung kepala. Saat otak membengkak, maka hanya ada satu jalan keluar, yaitu di bagian bawah tengkorak yang terdapat lubang untuk menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang," kata Dr.William Roberts, mantan presiden American College of Sport Medicine.
Kejadian fatal akibat kelebihan air minum memang jarang terjadi. Biasanya ditemui pada para atlet lari jarak jauh.
"Pelari yang lambat punya banyak waktu untuk minum air. Jika Anda berlari selama 6 jam dan berhenti untuk minum banyak air di tempat perhentian minum, Anda bisa beresiko mengalaminya," kata Roberts.
Walau begitu, menurut Roberts pelari marathon yang meninggal kebanyakan karena serangan jantung atau serangan panas (heat stroke).
Untuk mencegah hiponatremia, disarankan untuk mengonsumsi garam atau minum minuman olahraga yang mengandung elektrolit.
Di luar ajang olahraga, kita disarankan untuk mengonsumsi cairan sekitar 2 liter sehari. Harus diingat pula bahwa "cairan" tidak harus berupa air minum, tapi juga buah-buahan atau sup sayuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar